Implementasi COBIT Pada Kerja Praktek di PT. TRANSINDO JAYA KOMARA
Implementasi COBIT Pada Kerja Praktek di PT. TRANSINDO
JAYA KOMARA
COBIT yaitu Control Objectives for
Information and Related Technology yang merupakan audit
sistem informasi dan dasar pengendalian yang dibuat oleh Information Systems Audit and
Control Association (ISACA), dan IT Governance Institute (ITGI) pada tahun 1992.
COBIT didasari oleh analisis
dan harmonisasi dari standar teknologi informasi dan best practices yang ada, serta sesuai
dengan prinsip governanceyang diterima secara umum. COBIT berada pada level atas yang
dikendalikan oleh kebutuhan bisnis, yang mencakupi seluruh aktifitas teknologi
informasi, dan mengutamakan pada apa yang seharusnya dicapai dari pada
bagaimana untuk mencapai tatakelola, manajemen dan kontrol yang efektif.
COBIT Frameworkbergerak sebagai integrator
dari praktik IT governance dan juga yang dipertimbangkan kepada
petinggi manajemen atau manager; manajemen teknologi informasi dan bisnis; para
ahli governance, asuransi dan keamanan; dan
juga para ahli auditor teknologi informasi dan kontrol. COBIT Framework dibentuk agar dapat
berjalan berdampingan dengan standar dan best practices yang lainnya.
Implementasi dari best practices harus konsisten dengan
tatakelola dan kerangka kontrol Perusahaan, tepat dengan organisasi, dan
terintegrasi dengan metode lain yang digunakan. Standar dan best practices bukan merupakan solusi
yang selalu berhasil dan efektifitasnya tergantung dari bagaimana mereka
diimplementasikan dan tetap diperbaharui. Best practices biasanya lebih berguna
jika diterapkan sebagai kumpulan pinsip dan sebagai permulaan (starting point) dalam menentukan prosedur.
Untuk mencapai keselarasan dari best practicesterhadap kebutuhan bisnis,
sangat disarankan agar menggunakan COBIT pada tingkatan teratas (highest level), menyediakan kontrol framework berdasarkan model proses
teknologi informasi yang seharusnya cocok untuk perusahaan secara umum.
PT. Transindo Jaya
Komara
KOPERASI LANGIT BIRU yang
sebelumnya dikenal dengan PT. Transindo Jaya Komara (PT. TJK) dengan Akte
Notaris H. Feby Rubein Hidayat SH No. AHU. 0006152.AH.01.09. Tahun 2011 adalah perusahaan konvensional yang sudah berdiri 2
tahun dan bergerak khusus mengelola daging sapi dan air mineral.
Saat ini KOPERASI LANGIT BIRU telah memiliki 62 suplayer pemotongan dan pendistribusian daging sapi serta pusat pendistribusian air mineral SAFWA. Adalah Ustad Jaya Komara sebagai Direktur utama memiliki pengalaman 16 Tahun dalam pengelolaan daging sapi. Ustad yang selalu berpenampilan sederhana dan apa adanya ini memiliki visi misi besar untuk kesejahteraan bersama khususnya Umat Islam. Untuk mengembangkan usahanya ini Ustad jaya Komara pada awalnya hanya menggandeng masyarakat sekitar saja untuk ikut serta menikmati keuntungan hasil usaha daging sapinya.
Saat ini KOPERASI LANGIT BIRU telah memiliki 62 suplayer pemotongan dan pendistribusian daging sapi serta pusat pendistribusian air mineral SAFWA. Adalah Ustad Jaya Komara sebagai Direktur utama memiliki pengalaman 16 Tahun dalam pengelolaan daging sapi. Ustad yang selalu berpenampilan sederhana dan apa adanya ini memiliki visi misi besar untuk kesejahteraan bersama khususnya Umat Islam. Untuk mengembangkan usahanya ini Ustad jaya Komara pada awalnya hanya menggandeng masyarakat sekitar saja untuk ikut serta menikmati keuntungan hasil usaha daging sapinya.
Berawal dari pandanganya
terhadap strata kehidupan masyarakat Indonesia dimana yang kaya makin kaya dan
yang miskin tetap miskin. Maka tercetuslah ide kreatif untuk pengembangan
usahanya dengan mengikutsertakan masyarakat pada umumnya. Pada awalnya hanya
diadakan arisan daging untuk masyarakat sekitar saja, yang hasilnya dibagikan
tiap lebaran haji baik berupa keuntungan berupa uang dan daging sapi itu
sendiri, hal ini sudah dilakukan oleh ustad jaya komara sebelum KOPERASI LANGIT
BIRU resmi berdiri.
Berkaitan dengan pertimbangan
diatas, perlu adanya suatu metode untuk mengelola IT. Dalam hal ini, metode
COBIT perlu diterapkan dalam pengelolaan perusahaan agar pengguna IT sesuai
dengan kebutuhan perusahaan dan menghasilkan kinerja yang efisien dan efektif
serta mencegah atau meminimalisir adanya resiko terhadap penggunaan IT. Dalam
hal ini saya mencoba merancang penerapan COBIT pada PT. Transindo Jaya Komara.
1. Analisis
Permasalahan
· Pada
PT. Transindo Jaya Komara sudah
memiliki prosedur pengelolaan teknologi informasi yang dijalankan, tetapi
faktanya prosedur tersebut tidak sepenuhnya dijalankan, sehingga user biasanya
melakukan secara manual.
· Mengetahui
berbagai kendala dalam pengelolaan teknologi informasi yang dijalankan.
· Perusahaan
menginginkan adanya suatu evaluasi tata kelola teknologi informasi untuk
peningkatan mutu perusahaan .
· Pengolahan
Data
PO 1 Merencanakan rencana
strategis IT
Pada PT. Transindo Jaya Komara sudah mengetahui
akan rencana strategis TI, meski kenyataannya pelaksanaannya sering diabaikan.
Pendokumentasian belum terstruktur dengan jelas. Dan hanya diketahui oleh
beberapa pegawai yang berkepentingan saja. Update dari rencana strategis TI
merupakan respon dari permintaan pihak perusahaan dan juga berdasarkan
perubahan kondisi yang ada. Keputusan-keputusan stategis yang diambil hanya
berdasarkan pada masalah yang ada dalam proyek yang dilaksanakan, belum
berdasarkan rencana strategis TI yang telah ditetapkan secara konsisten.
Tetapi pada perusahaan ini
sudah adanya solusi TI yang dibuat untuk menghadapi masalah yang ada.
Penyampaian kepada konsumen juga sudah dilakukan, hanya belum berjalan dengan
maksimal. Penyampaian kepada konsumen dilakukan secara online, dengan website
yang diberikan perusahaan.
Seperti adanya rencana
strategis dalam pemanfataan TI pada perusahaan ini yakni :
· Solusi
menyeluruh untuk industri perdagangan dan investasi
· Solusi
TI menyeluruh dengan nilai yang luar biasa
· Solusi
TI menyeluruh dengan kompetensi yang tinggi
PO 2 Arsitektur Informasi
Belum semua instansi memiliki
sistem informasi dan sistem informasi yang dikembangkan belum terintegrasi.
PO 3 Arah Teknologi
Teknologi yang digunakan belum
begitu canggih karena sarana dan prasarana belum memadai.
PO 4 Organisasi TI dan hubungan
Sudah ada sebuah organisasi
yang jelas dan secara khusus menangani bidang IT, tetapi belum bekerja secara
maksimal.
PO 5 Investasi TI
Belum adanya rancangan anggaran
TI yang menyeluruh.
Alokasi anggaran yang terbatas.
PO6 Komunikasi tujuan dan arah
manajemen
Masih lemahnya koordinasi
pembagian produk produk. Hal ini menyebabkan
koordinasi koperasi kurang
efektif dan antrian yang semakin panjang.
PO 7 Manage SDM
Penempatan SDM yang tidak tepat
dan pembagian tugas yang tidak jelas.
Pengelolaan sumber daya yang
belum optimal baik di tingkat teknis operasional
maupun manajerial.
PO 8 Kesesuaian dengan external
requirement
Kurangnya kesiapan dalam
antisipasi (change of management) baik terhadap
perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi maupun terhadap tuntutan
masyarakat (globalisasi).i TI
PO 9 Menilai Resiko TI
Di PT. Transindo Jaya Komara sudah adanya
kebijakan akan manajemen resiko, karena sebagian besar pelaksanaan kegiatan
bisnis di Departemen TI di perusahaan ini sudah memanfaatkan teknologi 100 %.
Manajemen resiko dilakukan sesuai dengan proses yang telah ditentukan
perusahaan, namun belum ada standart khusus untuk mengatur kebijakan manajemen
resiko tersebut. Tetapi manajemen resiko pada perusahaan ini belum
disosialisasikan kepada seluruh pegawai, jadi hanya pihak terkait atau manager
yang mengaturnya dan menjalankannya. Apabila terjadi kesalahan manajer yang
memberitahukan secara manual kepada pegawainya.
Proses kelonggaran/mitigasi
yang diberikan terhadap resiko proyek, baik proyek baru atau lama semuanya
diperiksa oleh manager, tetapi masih belum konsisten karena tidak adanya standart
khusus untuk proses tersebut.
PO 10 Manajemen Proyek
Pada perusahaan ini, menajemen
untuk proyek telah memenuhi kebutuhan user. User disini ialah pegawai, manager,
pimpinan dan stakeholders lainnya. Namun, proses pedokumentasian belum berjalan
dengan baik serta pengembangan dan penggunaan teknik juga belum dilaksanakan
dengan baik. Serta aplikasi dari penerapan management proyek tergantung pada
kebijakan dari manager.
PO 11 Manajemen kualitas
Kurangnya tenaga ahli yang
mampu mengawasi kualitas TI dan rendahnya penghargaan terhadap SDM TI terampil
mempengaruhi kualitas sistem dan pengembangan TI.
KESIMPULAN
Metode cobit perlu diterapkan
pada PT Transindo Jaya Komara, hal
ini berdasarkan atas kelemahan-kelemahan yang telah diuraikan pada bagian
sebelumnya. Dengan diterapkannya metode cobit diharapkan kinerja PT Transindo Jaya Komara dapat lebih baik dan
terorganisir sehingga visi dan misi perusahaan dapat tercapai dan juga dapat
memberikan kenyamanan dan keamanan bagi investor koperasi, pemegang saham dan
pemerintah.
Referensi : https://dosenindonesia.wordpress.com/tag/cobit/
Komentar
Posting Komentar